RESENSI FILM SURAT CINTA UNTUK STARLA
RESENSI FILM SURAT CINTA UNTUK
STARLA
MURAL PESAN DALAM SURAT CINTA UNTUK
STARLA
Genre / Jenis Film: Drama
Sutradara Film: Rudi Riyanto
Rumah Produksi Film: Screenplay Films dan Legacy Pictures
Penulis Naskah / Skenario : Sukhdev Singh dan Tisa TS
Produser Film: Sukhdev Singh, Wicky V.Olindo
Tanggal Rilis / Tayang Film: 28 Desember 2017
Negara asal Film: Indonesia
Bahasa Film: Indonesia
Sutradara Film: Rudi Riyanto
Rumah Produksi Film: Screenplay Films dan Legacy Pictures
Penulis Naskah / Skenario : Sukhdev Singh dan Tisa TS
Produser Film: Sukhdev Singh, Wicky V.Olindo
Tanggal Rilis / Tayang Film: 28 Desember 2017
Negara asal Film: Indonesia
Bahasa Film: Indonesia
Durasi : 97 Menit
Pemain/Pemeran : Jefri
Nichol berperan sebagai – Hema, Caitlin Halderman berperansebagai
– Starla, Merriam Bellina berperan sebagai – Ibu Starla, Mathias
Muchus berperan sebagai – Kakek Hema, Rianty Cartwrigt berperan
sebagai – Ibu Hema, Dian Nitami berperan sebagai – Tante Hema.
Sinopsis
:
Surat
Cinta Untuk Starla The Movie merupakan film yang bercerita
tentang cinta Hema Chandra (Jefri Nichol) pada Starla (Caitlin Halderman).
Hema
adalah seorang pemuda yang terobsesi dengan cintanya pada
alam, memiliki keunikan membuat surat cinta untuk alam. Dengan dibantu
mesin tik tuanya peninggalan sang kakek yang mantan jurnalis, Hema membuat
mural atau graviti yang menunjukkan betapa cintanya pada alam ini, yang
kemudian ia publish di tembok-tembok pinggir jalan. Karena apa yang ia
rasakan, mungkin dirasakan juga oleh penghuni dunia.
Suatu
ketika, saat Hema bersembunyi dari kejaran polisi, tak disengaja Hema
bertemu dan mengenal Starla, gadis cantik dan mandiri yang selama 6 jam telah
berhasil membuatnya jatuh cinta. Untuk pertama kalinya Hema menyadari ada surat
cinta yang lebih indah daripada surat cinta untuk alam yaitu Surat Cinta untuk
Starla.
Kemudian saat
Hema dan Starla semakin dekat, tiba-tiba sikap Starla berubah. Starla marah dan
menjauhi Hema bahkan menyuruh Hema melupakan 6 jam kisah mereka. Kisah yang
menjadi viral di sosial media bahkan disiarkan di radio oleh Athena, sahabat
Hema. Kemarahan Starla, karena dirinya Hingga Hema mengetahui
penyebab perubahan sikap Starla padanya yang berhubungan dengan sebuah rahasia
masa lalu keluarganya.
Resensi
Film drama Indonesia garapan Rudi Aryanto, selaku
sutradara ini diadaptasi dari cerita film pendek atau web series berjudul “Surat
Cinta untuk Starla” yang menceritakan kisah cinta Hema dan
Starla, buah inspirasi dari kesuksesan lagu Surat
Cinta Untuk Starla oleh Virgoun.
Apa
yang dikisahkan dalam film Surat Cinta Untuk
Starla, seperti pengakuan Virgounsaat preskon
di Cafe Republik Kongkow-kongkow M’Tos Makassar
(24-12-2017)memang bukanlah kisah dari lirik lagunya
tersebut yang dibuat untuk anaknya Starla,tetapi karena lirik lagu
bersifat universal, maka “cinta” dalam lagu Surat Cinta Untuk Starla dapat
diartikan berbagai macam, termasuk tentang percintaan sepasang remaja.
Film
ini sendiri mengisahkan seorang remaja, bernama Hema Chandra
yang terobsesi membuat surat cinta untuk
alam yang kemudian mengalihkan surat-suratnya ke
sosok Starla, gadis yang secara kebetulan dijumpai saat sedang diburu
oleh polisi karena kegemaran Hema membuat mural, seperti street
art yang mempublish hasil karyanya di tembok-tembok pinggir jalan.
Dari situ cerita berjalan, seakan puluhan menit terhabiskan untuk
menyaksikan drama percintaan Hema dan Starla ini, hingga Starla marah
dan tidak mau menemui Hema. Terlalu lama, alurnya lambat menurutku.
Setelah
dominasi Hema-Starla, berlanjut ke adegan ketika Hema diusia 19 tahun baru
tahu kalau dia punya saudara kembar, seakan dipaksakan dan kurang
klimaks. Dalam adegan tersebut, tanpa sengaja Hema menjatuhkan kotak
yang berisi foto-foto masa kecilnya bersama ibu, bapak dan saudara
kembarnya yang ada diatas lemari ketika hendak mengambil botol mesin tik
oil. Menunjukkan kalau sampai usia 19 tahun, Hema sama sekali tidak pernah tahu
isi kotak kecil diatas lemari yang setiap saat bisa dilihatnya,
apalagi letaknya bersebelahan dengan botol mesin tik oil tersebut, dan mesin
tik adalah rutinitasnya. Padahal adegan ini, bagi saya adalah salah satu
adegan klimaks dalam film ini, yang tentu diharap bisa membuat penonton terbawa
alur cerita yang sudah dibangun dari awal. Sampai disini, semua adegan
selanjutnya hanya menggambarkan kisah masa lalu keluarga Hema yang juga secara
kebetulan melibatkan kakek/opa Starla dimasa lalu dengan visualisasi yang
membingungkan, tidak jelas kontinuitasnya.
Dari
keutuhan ceritanya, saya menangkap, film ini menitip pesan tentang
mural, selain ada kesan ingin meraih simpatik penonton melalui ke
populeran lagu Surat Cinta Untuk Starla yang telah meraih SCTV Music
awards 2017 dengan 100 juta views. Belum lagi kisah percintaan
yang diangkat kurang jelas dimana saya harus merasa sedih, terharu dan
baper. Mungkin karena penyajiannya lebih kepada ABG dan remaja. Terbukti
saat nobar di M’Tos XXI Makassar, hampir 98% penontonnya adalah anak
SMA dan kuliahan semester awal. Sudah sesuai kalau film ini ingin menjejal
pangsa pasar remaja yang memang sangat ideal dengan penokohan idola remaja saat
ini Jefri Nichol. Untunglah saya sedikit terhibur dengan guyonan khas ibukota
pada tokoh pak polisi yang diperankan Ramzi dan pegawai cafe yang alay.
Screenplay
Film dan Legacy Pictures selaku rumah produksi menempatkan film Surat Cinta Untuk
Starla ini, sebagai penutup tahun, yang akan dirilis serentak di bioskop
Indonesia pada tanggal 28 Desember 2017. Dan Sebagai daya tarik lainnya, film
ini dihiasi oleh aktor-aktor kawakan sekelas Mathias Muchus, Merriam Bellina,
Dian Nitami, Rianti Cartwright, dan Yayu Unru, serta bintang muda lainnya,
Salshabilla Adriani dan Ricky Cuaca.
Saran saya agar cerita bisa cepat
dicerna dan nyambung dari awal, sebaiknya sebelum nonton layar
lebarnya, nonton dulu web series film pendeknya yang rilis di
youtube. Jangan lupa, saat nonton di bioskop, nikmatin lagu Virgoun “Surat
Cinta untuk Starla” yang menjadi soundtrack film ini beserta lagu
terbarunya, “Bukti”.
Kelebihan :
Pertama,
pendalaman jiwa. Dalam setiap adegan Rudi mewanti-wanti para pemainnya untuk selalu
berakting dengan melibatkan jiwa.
"Harus punya soul, jiwa. Kami lakukan riset soal percintaan remaja seperti apa," ungkap Rian usai press screening film Surat Cinta Untuk Starla di CGV Grand Indonesia, Jumat, 22 Desember 2017.
"Harus punya soul, jiwa. Kami lakukan riset soal percintaan remaja seperti apa," ungkap Rian usai press screening film Surat Cinta Untuk Starla di CGV Grand Indonesia, Jumat, 22 Desember 2017.
Kedua, masalah karakter. Setiap pemain memiliki karakter kuat. Seperti tokoh Hema yang diperankan oleh Jefri Nichol, berbeda dengan tokoh barista yang membantu coffee shop Starla yang diperankan Ricky Cuaca. Sehingga masing-masing karakter memiliki kekuatannya masing-masing.
Ketiga, soal kemasan dan gaya. Mulai dari kostum yang dikenakan sampai penentuan lokasi adegan digarap dengan teliti oleh Rudi. Kota Bandung, Jakarta dan Purwakarta menjadi lokasi pilihan untuk beberapa adegan penting di dalam cerita.
Keempat, terkait detail cerita.
"Detil terasa banget kami menggarapnya. Starla membuang napas, menghembuskan napas, kamera, kami hitung, karena diulang-ulang jadi penghayatan," katanya.
Kekurangan :
Sayangnya,
penggarapan Surat Cinta untuk Starla The Movie dibuat kurang
sempurna.
Pertemuan Hema yang diperankan oleh Jefri Nichol dan Starla yang dimainkan Caitlin Halderman terasa begitu cepat dan melompat-lompat. Ada beberapa adegan atau dialog yang seharusnya bisa dimasukkan agar kisah terasa lebih utuh.
Pertemuan Hema yang diperankan oleh Jefri Nichol dan Starla yang dimainkan Caitlin Halderman terasa begitu cepat dan melompat-lompat. Ada beberapa adegan atau dialog yang seharusnya bisa dimasukkan agar kisah terasa lebih utuh.
Komentar
Posting Komentar